LEGIWON

Meditasi Sabda, Bayu, Idep (PART 01) – Yang Manakah Kita?

Manusia adalah Makhluk yang Penuh Keunikan dan Bersifat Holistik, diciptakan dengan keunikan yang begitu mendalam, sebuah kombinasi dari pikiran, tubuh, dan jiwa yang saling terhubung dalam harmoni. Kita bukan hanya makhluk fisik yang bergerak di dunia nyata, tetapi juga makhluk spiritual dengan kekayaan batin yang tak terbatas. Holistik, dalam pengertian sejatinya, berarti kita adalah kesatuan dari berbagai elemen yang saling melengkapi.

Sejak lahir, setiap individu dianugerahi kemampuan yang khas, yang membentuk cara kita memahami dan merespons dunia di sekitar kita. Ada yang memiliki dominasi idep (visual), di mana pikiran mereka penuh dengan imajinasi dan gambaran yang hidup. Orang-orang ini cenderung melihat dunia melalui warna, bentuk, dan pola yang tersusun secara visual di dalam benak mereka.
Ada pula yang unggul dalam sabda (auditori). Mereka ini lebih peka terhadap suara, irama, dan nada, baik yang berasal dari luar maupun dalam diri mereka sendiri. Bagi mereka, dunia terasa lebih nyata ketika didengar, dan informasi lebih mudah dipahami melalui harmoni kata dan bunyi.

Kemudian, ada yang kuat dalam bayu (rasa atau kinestetik). Mereka memahami dunia melalui sensasi fisik dan emosi yang dirasakan. Orang-orang ini cenderung intuitif, dengan kemampuan alami untuk mengenali getaran energi atau suasana hati, baik dalam diri mereka sendiri maupun di lingkungan sekitar.
Ketiga aspek ini—idep, sabda, dan bayu—adalah anugerah yang saling melengkapi, meskipun setiap individu mungkin memiliki salah satu aspek yang lebih dominan. Tidak ada yang lebih baik atau lebih buruk di antara ketiganya. Sebaliknya, perbedaan inilah yang menjadikan kita sebagai makhluk unik, dengan cara masing-masing untuk memahami, berekspresi, dan berinteraksi.
Keunikan ini tidak hanya memengaruhi bagaimana kita menjalani hidup sehari-hari, tetapi juga cara kita mendekati dunia spiritual, termasuk dalam praktik meditasi. Apa yang bagi satu orang tampak sederhana, mungkin terasa menantang bagi yang lain, karena masing-masing dari kita beroperasi dengan “bahasa batin” yang berbeda.

1 Comment

  • Bener banget, cocok sekali dengan bathin saya kalimat yg terakhir ini :
    “karena masing-masing dari kita beroperasi dengan “bahasa batin” yang berbeda.”

    Makasih Bli Penulisnya IB.W. Permana Utama
    Dari nama nya, si penulis ini keren sekali ❤️ makasih tulisannya, menginspirasi sekali ❤️

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

IB. Wikanda Permana Utama

Writer & Blogger