Pagi ini hujan turun perlahan,
Lembut, seolah membisikkan kehidupan.
Dari atap, dedaunan, hingga tanah,
Setiap tetesnya menari, mengalirkan amanah.
“Hidupmu seperti air yang mengalir,” katanya,
“Tak perlu tergesa, biarkan saja apa adanya.”
Ada sungai besar menantimu di ujung,
Tempat segala rindu akhirnya berkunjung.
Aku duduk di tepi jendela, terdiam,
Mendengar melodi yang lama kuabaikan.
Rintiknya bukan sekadar suara,
Tapi pesan lembut yang menyentuh jiwa.
“Hidup bukan tentang seberapa cepat,”
Bisik hujan di antara hembusan hangat.
“Tetapi bagaimana kau merasakan langkah,
Dan mensyukuri setiap berkah.”
Tetes kecil, rapuh namun berdaya,
Menyegarkan bumi, memberi makna.
Seperti itulah hidup, pikirku kini,
Setiap tindakan kecil, membentuk harmoni.
“Mengapa kau begitu bijaksana, wahai hujan?”
Tanyaku dalam hati penuh keheranan.
Namun ia hanya terus turun tanpa suara,
Menjawab lewat hadirnya yang sederhana.
Aku belajar darinya pagi ini,
Untuk percaya pada aliran waktu yang abadi.
Untuk bersyukur atas setiap momen kecil,
Dan merangkul hidup dengan hati yang jernih dan pilu yang terkendali.
Hujan mengajarkan, dalam diam yang abadi,
Bahwa hidup adalah harmoni yang tiada henti.
Tentang memberi tanpa meminta kembali,
Dan mengalir menuju takdir sejati.
1 Comment
Asli aku sukaaaaaaa ini….. sopo sopo sing nulisss… ❤️