LEGIWON

10 Langkah Jadi Pelaku Spiritual yang Kekinian

Halo, pembaca tersayang! Apakah Anda pernah terpikir untuk menjadi pelaku spiritual? Profesi ini makin populer, lho. Selain dianggap sakral, ternyata juga bisa ‘menguntungkan’, apalagi kalau tahu trik-triknya. Yuk, kita bahas 10 langkah sederhana untuk menjadi pelaku spiritual kekinian, tanpa perlu niskala terlalu mendalam!

1. Pakaian Adalah Segalanya
Langkah pertama: wardrobe Anda harus menunjukkan bahwa Anda punya hubungan langsung dengan para leluhur. Pakai baju adat, kain poleng, atau setidaknya ikat kepala dengan motif klasik. Jangan lupa tambahkan gelang yang melilit pergelangan tangan seperti ular penjaga. Saran tambahan: kalau bisa, pilih baju dengan warna putih atau hitam agar terkesan lebih pritual atau magis.

2. Sediakan “Kitab Suci”
Pelaku spiritual zaman sekarang perlu punya buku tebal yang terlihat kuno. Isinya? Bebas. Bisa Kitab Warisan Leluhur asli, atau kalau nggak punya, fotokopi Kitab pun jadi. Yang penting, ketika Anda buka-buka di depan orang, wajah harus serius seolah-olah sedang membaca pesan dari Tuhan atau dari leluhur langsung. Efek tambahan: tambahkan mantra singkat setiap lima menit agar suasananya makin sakral.

3. Miliki Altar yang Instagramable
Altar spiritual Anda harus estetik. Gabungkan patung-patung dengan bunga atau suguhan ritual yang tersusun rapi. Jangan lupa, tambahkan dupa berasap tebal agar terlihat mistis. Kalau bisa, pilih dupa dengan aroma yang mengundang rasa penasaran, seperti “Gaharu dari Dimensi Lain”.
Pro tip: foto altar ini dengan angle dramatis dan posting di Instagram dengan caption, “Menyatukan diri dengan alam semesta.”

4. Jago Bicara dalam Dua Bahasa: Daerah dan Universal
Anda harus pintar memainkan kata-kata. Kadang-kadang gunakan bahasa Daerah kuno agar terlihat lebih otentik, meskipun hanya Anda sendiri yang tahu artinya. Lalu, terjemahkan dengan bahasa universal yang penuh makna, seperti: “Hidup itu seperti gelombang laut, kadang tinggi, kadang rendah.” Tips tambahan: Latih nada suara Anda agar terdengar seperti dalang yang sedang membangun klimaks cerita.

5. Ritual Khusus untuk Semua Permintaan
Sebagai pelaku spiritual, Anda harus punya solusi untuk semua masalah. Dari masalah cinta, keuangan, hingga pembersihan energi negatif. Ritual Anda harus unik, seperti “Pancuran Sakti”, di mana klien diajak mandi di pancuran sambil memegang bunga tujuh rupa.

Oh, dan jangan lupa, biarkan klien membawa pulang botol kecil berisi air yang katanya ‘diisi energi ilahi’.

6. Jadi Penyedia Solusi Multi-Paket
Paket-paket spiritual Anda harus bervariasi. Misalnya:
Paket Hemat: Membersihkan aura.
Paket Premium: Mendapatkan jodoh dalam 40 hari.
Paket Ultra: “Bebas dari Karma Leluhur” (garansi tidak ada).
Paket Super Kuantum: “Ruatan Masal”
Promosi ini bisa disebar lewat grup WhatsApp keluarga atau Facebook komunitas.

7. Rajin Live Streaming atau Bikin Video Konten
Era digital memanggil Anda! Setiap ritual atau meditasi harus diabadikan dalam bentuk video. Pastikan kamera menangkap asap dupa, suara musik lembut, dan Anda yang duduk bersila penuh kharisma. Jangan lupa tambahkan tagar: #SpiritualJourney #SakralDanModern.

8. Bicara Tentang Leluhur, tapi Jangan Terlalu Detail
Sebutan “leluhur” adalah kunci. Selalu masukkan mereka dalam narasi Anda, tapi hindari memberikan penjelasan terlalu rinci. Misalnya: “Saya mendapat pesan dari leluhur malam ini, katanya, kita harus hidup seimbang.” Orang-orang akan kagum, meskipun pesan itu mungkin sebenarnya adalah pengingat dari notifikasi HP Anda.

9. Beri Nama Unik pada Ritual atau Produk
Nama ritual atau produk Anda harus catchy dan terasa sakral. Misalnya:
“Ritual Segara Amerta” (padahal cuma meditasi di pantai).
“Minyak Aura Laksmi” (campuran minyak kelapa dan bunga kamboja).
“Garpu Tuning Sukma” (garpu biasa yang diketuk di atas piring).
Yang penting, orang percaya ini membawa vibrasi positif.

10. Jangan Lupa, Introspeksi Itu Penting (Tapi Jangan Lama-Lama)
Terakhir, meskipun Anda sibuk dengan jadwal ritual dan klien, luangkan waktu sejenak untuk introspeksi. Tanyakan pada diri sendiri: “Apakah saya melakukan ini demi kebaikan, atau demi konten?” Jika jawabannya demi keduanya, ya sudah, lanjutkan saja Tuhan maha tahu niat Anda.

Menjadi pelaku spiritual kekinian memang butuh usaha, tapi jangan lupa, yang penting adalah
ketulusan hati. Karena pada akhirnya, leluhur tidak menilai dari jumlah pengikut di media sosial,
melainkan dari keikhlasan dalam menjalankan peran. Jadi, siap menjadi spiritualis modern?
Jangan lupa, dupa Anda sudah habis tuh!!!

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

IB. Wikanda Permana Utama

Writer & Blogger